Minggu, 07 Februari 2016

TRANSPOR ZAT LEWAT MEMBRAN , IPA BIOLOGI KELAS XI (LAPORAN HASIL PENELITIAN)



LAPORAN HASIL PENELITIAN

( Transpor Zat Lewat Membran )


D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

Nirmalasari

Meliana Muliadi

Istiqomah Juddah

Selvi Safitri Hasan

Titania Rahmadani

Asniar



SMAN 1 LILIRIAJA

 
Kata Pengantar

          Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan hasil penelitian ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
          Terima kasih  kepada bapak guru pembibing kami Drs.Muhammad Hatta yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
          Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritk dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
          Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penyusun  


   




Bab I

Pendahuluan

    I.        Latar Belakang

Osmosis adalah perpindahan zat pelarut melalui membran selektif permeabel dari konsentrasi zat pelarut tinggi menuju konsentrasi zat pelarut rendah. Zat pelarut ini dapat keluar masuk melewati membran secara bebas. Hanya saja zat terkecil merupakan zat yang sudah terseleksi.

Suatu larutan yang memiliki zat pelarut berkonsentrasi tinggi akan memiliki zat terlarut berkonsentrasi rendah. Keadaan ini disebut hipotonik (hipo artinya kurang). Sebaliknya, larutan yang memiliki zat pelarut dengan konsentrasi rendah akan mempunyai zat terlarut berkonsentrasi tinggi. Kondisi yang demikian disebut hipertonik (hiper berarti lebih). Zat pelarut dan zat terlarut dapat pula berkonsentrasi sama. Keadaan demikian dinamakan isotonik (iso berarti sama).

Salah satu penyebab zat dapat bergerak secara osmosis adalah adanya perbedaan konsentrasi zat total. Akibat keadaan ini, molekul air yang berada pada larutan hipotonik dapat berpindah menuju larutan hipertonik. Namun, keadaan ini juga bisa berlangsung sebaliknya. Meskipun zat terlarut banyak terkandung pada larutan hipotonik, proses transpor zat akan tetap terjadi secara osmosis.

Sementara itu, andaikan dua larutan bersifat isotonik, molekul air akan berpindah melalui membran dengan kelajuan sama. Akibatnya, selisih osmosis tidak terjadi pada dua larutan.



 II.        Tujuan

·         Untuk mengetahui proses osmosis pada sel umbi

·         Untuk mengetahui proses terjadinya peristiwa pasmolisis pada Rhoe-diskolor

III.        Rumusan Masalah

1.     Bagaimana proses osmosis dapat terjadi pada sel umbi?

2.    Bagaimana peristiwa pasmolisis dapat terjadi pada Rhoe-diskolor?



Bab II

Tinjauan Pustaka

Pada hakikatnya, osmosis merupakan suatu proses difusi. Osmosis adalah difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secara diferensial. Pelarut universal adalah air. Jadi, dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara diferensial dari pelarut berkonsentrasi tinggi (banyak air) ke pelarut yang berkonsentrasi rendah (sedikit air). Proses osmosis akan berhenti jika konsentrasi di dalam dan di luar sel telah seimbang.

Bila sel memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (sedikit air atau hipertonik) daripada di luar sel, maka air yang ada di luar sel akan masuk ke dalam sel. Peristiwa masuknya air ke dalam sel tersebut dapat mengakibatkan pecahnya sel pada sel hewan (hemolisis). Sedangkan, pada sel tumbuhan, sel hanya akan menggembung karena ditahan oleh dinding sel. Konsentrasi air yang tinggi di luar sel disebut hipotonik.

Sedangkan, bila sel memiliki konsentrasi zat terlarut lebih rendah (banyak air) daripada di luar sel, maka air yang ada di dalam sel akan keluar sel. Keluarnya air dari sel akan mengakibatkan sel mengerut. Pada sel hewan, mengerutnya sel ini disebut krenasi, sedangkan pada sel tumbuhan disebut plasmolisis.










Bab III

Metode

A.   Kegiatan I

ü  Alat dan bahan:

·         Gelas beker 2 buah

·         Pisau

·         Jarum pentul

·         Umbi kentang 2 buah

·         Larutan glukosa pekat

·         Air         

ü  Langkah Percobaan

1.      Kupas kulit kentang hingga bersih.

2.    Potong kentang pada bagian bawah nya secara merata sehingga bila diletakkan pada tempat datar dapat berdiri.

3.    Buatlah sumuran pada kedua kentang dengan ukuran sepertiga dari tinggi kentang.

4.    Isi sumuran pada kentang pertama dengan glukosa pekat, sedangkan sumuran kentang kedua diisi dengan air.

5.     Berilah tanda pada kedua kentang dengan menggunakan jarum pentul tepat pada permukaan atas glukosa pekat dan air. Caranya, tusukkan jarum pentul pada kentang (kepala jarum pentul pada bagian luar kentang, sementara mata jarum melintang tepat pada batas atas glukosa pekat).

6.    Masukkan masing-masing kentang ke dalam gelas beker yang berisi air.

7.     Setelah 45 menit, amati perubahan permukaan glukosa pekat di sumuran pada gelas beker pertama. Kemudian, amati pula perubahan permukaan air yang berada pada sumuran kentang kedua

B.    Kegiatan II

ü  Alat dan bahan:

·         Mikroskop

·         Gelas objek

·         Daun Rhoe-diskolor

·         Pipet tetes

·         Larutan glukosa 25%

·         Kertas tisu

ü  Langkah Percobaan

1.     Ambil bagian tipis dari helaian bagian bawah daun Rhoe-diskolor dengan menggunakan silet atau boleh menggunakan kuku jari tangan

2.    Letakkan di atas gelas objek, amati dengan pembesaran kuat

3.    Perhatikan bagian dari sel yang berwarna merah

4.    Tetesi larutan garam dapur dengan menggunakan pipet, kelebihan larutan garam dapur dapat diserap dengan tisu.

5.    Amati kembali, terutama pada bagian sel yang berwarna merah

                            









Bab IV

Pembahasan

A.   Kegiatan I


1.     Apakah tinggi permukaan glukosa pada sumuran kentang pertama mengalami perubahan? Ya

2.    Apakah tinggi permukaan air pada sumuran kentang kedua mengalami perubahan? Tidak

3.    Analisislah  peristiwa yang terjadi pada gelas beker pertama ! Pada gelas beker pertama terjadi perubahan tinggi permukaan glukosa pada sumuran kentang, karena kentang merupakan membran semipermeabel yang hanya mampu dilewati oleh molekul-molekul air (zat pelarut) sedangkan tidak mampu dilewati oleh zat glukosa (zat terlarut) , sehingga air lah yang berpindah ke dalam sumuran dan mengalami perubahan tinggi permukaan (terjadi peristiwa osmosis).

B.    Kegiatan II

1.    Jadi apa yang di maksud plasmolisis? Dan dalam keadaan bagaimana sel dapat mengalami plasmolisis? Plasmolisis adalah menyusutnya sel karena kehilangan air. Plasmolisis dapat terjadi jika sel berada pada larutan hipertonik.


































                                                                    

Bab V

Penutup

A.   Kesimpulan

Osmosis adalah perpindahan zat pelarut melalui membran selektif permeabel dari konsentrasi zat pelarut tinggi menuju konsentrasi zat pelarut rendah. Zat pelarut ini dapat keluar masuk melewati membran secara bebas. Hanya saja zat terkecil merupakan zat yang sudah terseleksi.

Suatu larutan yang memiliki zat pelarut berkonsentrasi tinggi akan memiliki zat terlarut berkonsentrasi rendah. Keadaan ini disebut hipotonik (hipo artinya kurang). Sebaliknya, larutan yang memiliki zat pelarut dengan konsentrasi rendah akan mempunyai zat terlarut berkonsentrasi tinggi. Kondisi yang demikian disebut hipertonik (hiper berarti lebih). Zat pelarut dan zat terlarut dapat pula berkonsentrasi sama. Keadaan demikian dinamakan isotonik (iso berarti sama).




         

Plasmolisis adalah menyusutnya sel karena kehilangan air. Plasmolisis dapat  terjadi jika sel berada pada larutan hipertonik.